Demi Pemilu Jurdil, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bungo Kembali Gelar Pelatihan Saksi Wilayah Dapil 5!

BUNGO - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kabupaten Bungo Gusriyandi Rifa'i yang dalam hal ini diwakili oleh Sayuti dan Agung Arie Pradana serta Almahpuz selaku BSPN kembali gelar pelatihan Saksi yang nanti akan ditempatkan di tempat pemungutan suara ( TPS ).

Pelatihan saksi kali ini diadakan khusus untuk dapil 5 yaitu tanah sepenggal lintas, tanah sepenggal, dan tanah tumbuh, Kamis ( 08/02/24 ).

Baca juga: 42 Dusun di Bungo Gelar Pilrio Tahun Ini

Agung menyampaikan dalam arahannya bahwa pada acara pengarahan pelatihan para saksi dari partai berlambang kepala banteng itu, bahwa kegiatan yang dilakukan pihaknya merupkan instruksi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan.

Baca juga: Ilham Bintang: Ayo Pak Jokowi, Bicaralah Nyatakan Sikap Tegas Lagi

" Hari ini kami dari DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bungo kembali menggelar pelatihan saksi kali ini khusus dapil 5 yaitu tanah sepenggal lintas, tanah sepenggal, dan tanah tumbuh ", Ucapnya.

Ia juga berharap kepada seluruh saksi untuk dapat menjalankan tugas dan amanah yang dimandatkan partai dengan sebaik.

Baca juga: Tony Rosyid: Terlempar dari PBNU, Akankah Suara PKB Gembos?

" hal itu dikarenakan saksi merupakan salah satu ujung tombak dari kemenangan PDI Perjuangan. Para saksi yang telah diberi materi pembekalan untuk dapat bertugas menjadi guralih (regu pengerak pemilih) ", Harapnya.

Almahpuz selaku BSPN ( Badan Saksi Pemilu Nasional ) juga menambahkan Seluruh DPC PDI Perjuangan diwajibkan untuk melakukan pelatihan saksi - saksi, untuk kita tempatkan pada masing - masing TPS. 

Baca juga: Ketua DPD RI Patahkan Klaim Luhut Soal Analisa Big Data Penundaan Pemilu 2024

" Para saksi diwajibkan untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh BSPN untuk melakukan pelatihan dan memberikan arahan agar pemilu yang tinggal hitungan hari ini tetap JURDIL ( Jujur Dan Adil ) , " Tutupnya. ( Tika )

Baca juga: George Kuahaty: Eleganisme Politik atau Pilpers Mundur